Gambar Sampul Bahasa Indonesia · g_Bab VII Menilai Karya Melalui Resensi
Bahasa Indonesia · g_Bab VII Menilai Karya Melalui Resensi
Suherli, dkk

24/08/2021 15:15:46

SMA 11 K-13 revisi 2017

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

203

Bahasa Indonesia

Pernahkah kamu membuat resensi? Apakah resensi itu? Resensi merupakan

pertimbangan baik-buruknya suatu karya. Orang yang menyusun resensi

disebut peresensi. Dalam meresensi sebuah buku, haruslah objektif, sesuai

dengan kualitas isi buku. Sebelum melakukan resensi, kalian harus mengetahui

dahulu unsur-unsur dalam resensi.

Untuk membekali kemampuanmu, pada bab ini kamu akan belajar:

1.

m

embandingkan isi berbagai resensi untuk menemukan sistematika sebuah

resensi;

Menilai Karya

Melalui Resensi

Sumber: www.jurnalistik.co

Gambar 7.1 Seseorang yang melakukan resensi.

Bab VII

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

204

2.

m

enyusun sebuah resensi dengan memperhatikan hasil perbandingan

beberapa teks resensi;

3.

m

enganalisis kebahasaan resensi dalam dua karya yang berbeda; dan

4.

m

engonstruksi sebuah resensi dari buku kumpulan cerita pendek atau

novel yang dibaca.

Untuk membantu kamu dalam mempelajari dan mengembangkan

kompetensi dalam berbahasa, pelajari peta konsep di bawah ini dengan

saksama!

Memahami isi dan

sistematika resensi.

Membandingkan teks

resensi.

Membandingkan

isi berbagai resensi

untuk menemukan

sistematika sebuah

resensi.

Menyusun sebuah

resensi dengan

memperhatikan

hasil perbandingan

beberapa teks resensi.

Mengidentifikasi

identitas buku yang

diresensi.

Mengungkapkan isi

informasi buku yang

diresensi.

Menganalisis

kebahasaan resensi

dalam dua karya yang

berbeda.

Menganalisis

kebahasaan dalam

teks resensi.

Menyimpulkan dua

teks resensi berdasar-

kan kebahasaannya.

Mengonstruksi sebuah

resensi dari buku

kumpulan cerita

pendek atau novel

yang dibaca.

Mendiskusikan hal-

hal menarik dalam

buku kumpulan

cerita.

Menulis resensi dari

buku kumpulan

cerita.

Menilai Karya

Melalui Resensi

205

Bahasa Indonesia

A.

M

embandingkan Isi Berbagai Resensi untuk

Menemukan Sistematika Sebuah Resensi

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.

m

emahami isi dan sistematika resensi;

2.

m

embandingkan isi teks resensi.

Kegiatan 1

Memahami Isi dan Sistematika Resensi

Pada pembahasan pertama ini, kamu akan membandingkan isi teks

resensi. Resensi adalah ulasan atau penilaian atau pembicaraan mengenai

suatu karya baik itu buku, film, atau karya lain. Tugas penulis resensi

adalah memberikan gambaran kepada pembaca mengenai suatu karya

apakah layak dibaca atau tidak.

Hal-hal yang dapat ditanggapi dalam resensi ialah kualitas isi,

penampilan, unsur-unsur, bahasa, dan manfaat bagi pembaca. Unsur-

unsur atau sistematika yang terdapat dalam resensi di antaranya sebagai

berikut.

1.

J

udul resensi

2.

I

dentitas buku yang diresensi

3.

P

endahuluan (memperkenalkan pengarang, tujuan pengarang buku,

dan lain-lain)

4.

I

nti/isi resensi

5.

K

eunggulan buku

6.

K

ekurangan buku

7.

Penutup

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

206

Perhatikanlah contoh teks resensi berikut berdasarkan penyajian isinya.

Judul resensi

Valentino Rossi Sang Juara

Identitas buku

Judul buku

:

Otobiografi Valentino

R

ossi (Andai Aku Tak

P

ernah Mencobanya)

Judul asli

:

The Autobiography of

V

alentino Rossi: what if

I h

ad never tried it

Penerjemah

: D

oni Suseno

Penerbit

: F

ebruari 2016

Jumlah halaman

: 302

P

endahuluan

Penulis memilih buku ini karena sangat digemari oleh anak muda

terutama penggemar otomotif. Selain itu, buku tersebut mengungkapkan

rahasia perpindahan Valentino Rossi dari tim Honda ke tim Yamaha yang

selama ini tidak terungkap oleh media.

Isi Resensi

Kemenangan demi kemenangan yang telah diraih Rossi bersama

Honda membuat mereka yang berkecimpung dalam tim Honda mulai

beranggapan bahwa yang menentukan sebuah kemenangan adalah mesin

motor, bukan pembalapnya. Mereka membandingkan Yamaha, salah satu

pesaingnya yang tidak pernah memenangi satu balapan pun karena mesin

motornya memang kalah cepat dari Honda.

Sumber: www.image.issuu.com

Gambar 7.2 Sosok Valentino

Rossi.

207

Bahasa Indonesia

Tugas

Bacalah teks resensi di bawah ini dengan saksama!

Judul buku

:

Teknik Bermain Gitar

Penulis

: F

amoya

Penerbit

: T

erbit Terang Surabaya

Kota Penerbit

: S

urabaya

Tahun Terbit

: 1999

J

umlah Halaman

: 80

G

itar merupakan sebuah alat musik yang

sangat populer dengan “Gitaris” sebagai

sebutan untuk pemain gitar. Getar nurani

menjadi seorang gitaris muncul alami yang

menciptakan kreasi meluap tidak kenal

waktu, yang mungkin sejenis akademi hanya sebatas formalitas belaka.

Akan tetapi, nurani darah seni lebih memotivasi yang dicita-citakan.

Gitar adalah alat musik yang menghasilkan melodi indah dengan cara

memetik senarnya. Bentuk gitar memengaruhi baik dan tidaknya suara

gitar. Dalam bermain gitar tidak hanya berpedoman teori nada minor dan

mayor, melainkan dengan ketajaman perasaan dan mengatur senar gitar.

Selain itu untuk menghasilkan melodi yang indah tidak bisa asal petik,

tapi menggunakan nada dasar dan menentukan kunci nada. Kunci nada

dalam sebuah lagu harus sesuai dengan kemampuan suara penyanyi.

Dengan demikian lantunan lagu dapat dinikmati dengan indah.

Teknik Seni Bermain Gitar

ini merupakan buku yang menarik. Itu

terletak pada bab Body Gitar

yang menjelaskan cara memilih gitar dan

kunci nada yang memberikan sugesti bahwa tanpa melihat nada tertentu,

mendengar suaranya saja akan mampu membedakan jenis nada.

Setelah kamu membaca teks resensi di atas, lakukanlah analisis isi

resensi berdasarkan format tabel berikut.

No.

Unsur/Sistematika Resensi

Jawaban

Tanggapan Isi

Resensi

1.

Judul resensi

2.

Identitas resensi

3.

Pendahuluan

Sumber: www.ecs12.tokopedia.net

Gambar 7.3 Kover buku

Bermain Gitar.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

208

No.

Unsur/Sistematika Resensi

Jawaban

Tanggapan Isi

Resensi

4.

Isi resensi

5.

Keunggulan buku

6.

Kekurangan buku

7.

Penutup

Kegiatan 2

Membandingkan Isi Teks Resensi

Bagaimanakah penilaianmu terhadap isi sebuah buku? Dapatkah kamu

mengungkapkan penilaian tentang sebuah buku ke dalam bentuk resensi?

Pada pembahasan ini, kamu akan membandingkan isi dari teks resensi.

Hal yang dibandingkan ialah dari penyajian isinya.

Tugas

Bacalah dengan saksama dua teks resensi berikut!

Teks 1

Judul

:

A

gar Menulis-Mengarang

Bi

sa Gampang

Pengarang

:

A

ndrias Harefa

Penerbit

:

PT G

ramedia Pustaka

Utama

Tahun Terbit

:

2002

H

alaman

:

i-xi + 103 h

alaman

Aktivitas menulis sering kali dikaitkan

dengan bakat seseorang. Padahal, tidak

selamanya bakat dapat membuat aktivitas

tulis-menulis menjadi selancar dan

semudah yang kita bayangkan. Berulang

kali para pakar menyatakan bahwa menulis merupakan pelajaran dasar

yang sudah kita dapatkan semenjak duduk di bangku sekolah dasar bahkan

di taman kanak-kanak. Dengan kata lain, mengarang adalah keterampilan

Sumber: www.4.bp.blogspot.com

Gambar 7.4 Kover Buku

Agar

Menulis-Mengarang Bisa

Gampang.

209

Bahasa Indonesia

sekolah dasar. Namun, sering kali ketika kita hendak menuangkan ide-ide

kita dalam bentuk tulisan, sesuatu yang bernama “bakat” selalu menjadi

semacam “kambing hitam” yang harus siap dipersalahkan.

Mengarang bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun, juga bukan

merupakan hal yang sulit jika ada komitmen, janji pada diri sendiri tentu

saja, jika komitmen itu diniati untuk benar-benar ditepati. Komitmen,

inilah satu lagi kata kunci agar proses menulis dan mengarang menjadi

mudah. Komitmen tersebut adalah janji pada diri sendiri bahwa saya akan

menjadi penulis. Jadi, menulis itu bukan perlu bakat, sebab bakat tidak

lebih dari “minat dan ambisi yang terus-menerus berkembang”.

Jadi, jika “bakat” bermakna demikian, segala sesuatu memerlukan bakat,

tidak hanya dalam soal tulis-menulis. Masalahnya kemudian, bagaimana

agar ambisi tersebut terus dipelihara sampai waktu yang lama? Jawabnya,

“komitmen pada diri sendiri”.

Teks 2

Judul

:

I

stanbul (Kenangan Sebuah

Kota)

Penulis

:

Or

han Pamuk

Penerjemah

:

R

ahmani Astuti

Penerbit

:

Serambi

Tahun terbit

:

2015

T

ebal

:

561

Istanbul atau dulunya dikenal dengan

nama Byzantium merupakan kota yang

paling penting dalam sejarah. Kota ini

menjadi ibu kota dari empat kekaisaran,

yaitu Kekaisaran Romawi, Kekaisaran Romawi Timur, Kekaisaran

Latin dan terakhir Kekaisaran Utsmaniyah. Penyebaran agama Kristen

mengalami kemajuan pada masa Kekaisaran Romawi dan Romawi Timur

sebelum Utsmaniyah menakhlukkannya pada tahun 1453 di bawah

kepemimpinan Mehmed II (Muhammad Al-Fatih) yang mengubahnya

menjadi pertahanan Islam sekaligus ibu kota kekhalifahan terakhir.

Kesultanan Utsmaniyah berakhir pada tahun 1922. Istanbul beralih

menjadi Republik Turki pada tahun 1923. Namun tak banyak kemajuan

yang terjadi pada periode ini. Kota yang dahulunya pernah menjadi

rebutan karena kekayaan dan posisinya yang strategis mendadak diabaikan

setelah Kesultanan Utsmani jatuh. Sebaliknya, kota ini menjadi lebih

Sumber: www.4.bp.blogspot.com

Gambar 7.5 Kover buku

Istanbul.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

210

miskin, kumuh, dan terasing. Kegemilangan kota ini perlahan memudar.

Rakyat hidup dalam kemiskinan dan penderitaan akan kenangan kejayaan

masa lalu.“Seakan-akan begitu kami aman berada di rumah kami, kamar

tidur kami, ranjang kami, maka kami dapat kembali pada mimpi-mimpi

tentang kekayaan kami yang telah lama hilang, tentang masa lalu kami

yang legendaris.” (halaman 50).

Sebesar apa pun hasrat untuk meniru Barat dan menjalankan

modernisasi, tampaknya keinginan yang lebih mendesak adalah terlepas

dari seluruh kenangan pahit dari kesultanan yang jatuh: lebih menyerupai

tindakan seorang pria yang diputus cinta membuang seluruh pakaian,

barang-barang, dan foto-foto bekas kekasihnya. Namun, karena tidak

ada sesuatu pun, baik dari Barat maupun dari tanah air sendiri, yang bisa

digunakan untuk mengisi kekosongan itu, dorongan kuat untuk berkiblat

ke Barat sebagian besar merupakan usaha untuk menghapus masa lalu;

pengaruhnya pada kebudayaan bersifat mereduksi dan membuat kerdil,

mendorong keluarga-keluarga seperti keluargaku yang, meskipun

senang melihat kemajuan Republik, melengkapi perabot rumah mereka

layaknya museum. Sesuatu yang di kemudian hari aku ketahui sebagai

misteri dan kemurungan yang mewabah, kurasakan pada masa kanak-

kanakku sebagai kebosanan, dan kemuraman, rasa jemu mematikan, yang

kuhubungkan dengan musik “alaturka” yang membuat nenekku tergerak

untuk mengetuk-ngetukkan kakinya yang bersandal: aku melarikan diri

dari situasi ini dengan membangun mimpi” (halaman 43).

Setelah membaca kedua cuplikan resensi buku di atas, kemukakanlah

karakteristik resensi berdasarkan isi resensi dengan mengikuti format

berikut.

Isi Resensi

Tanggapan/komentar

Teks 1

Teks 2

..............................

..............................

..............................

..............................

..............................

..............................

..............................

..............................

..............................

211

Bahasa Indonesia

B.

M

enyusun Sebuah Resensi dengan Memperhatikan

Hasil Perbandingan Beberapa Teks Resensi

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.

m

engidentifikasi identitas buku yang diresensi;

2.

m

engungkapkan isi informasi buku yang diresensi.

Kegiatan 1

Mengidentifikasi Identitas Buku yang Diresensi

P

erhatikanlah teks berikut.

Petualangan Bocah di Zaman Jepang

Judul Novel

:

Saksi Mata

Pengarang

: S

uparto Brata

Penerbit

: P

enerbit Buku KOMPAS

Tebal

: x + 434 h

alaman

Setelah membaca novel yang sangat

tebal ini, saya jadi teringat dengan novel

Mencoba Tidak Menyerah

-nya Yudhistira

A.N. Massardhie dan juga novel

Ca Bau

Kan

-nya Remy Sylado. Dalam novel

Mencoba Tidak Menyerah

, yang menjadi

tokoh sentralnya adalah bocah laki-laki

berusia sepuluh tahun, sedangkan dalam

novel

Ca Bau Kan

yang telah diangkat

ke layar lebar, digambarkan bagaimana keadaan Jakarta, kota era zaman

penjajahan Belanda dengan sangat detail. Lalu apa hubungannya dengan

novel

Saksi Mata

karya Suparto Brata ini?

Dalam

Saksi Mata

, yang menjadi “jagoan” alias tokoh utamanya

adalah bocah berusia dua belas tahun bernama Kuntara, seorang pelajar

sekolah rakyat Mohan-gakko dan mengambil latar Kota Surabaya pada

zaman penjajahan Jepang dengan penggambaran yang sangat apik, detail

dan sangat memikat. Novel setebal 434 halaman ini sendiri sebenarnya

merupakan cerita bersambung yang dimuat di Harian

Kompas

pada

rentang waktu 2 November 1997 hingga 2 April 1998.

Sumber: www.supartobrata.com

Gambar 7.6

Kover Buku

Novel

Saksi Mata.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

212

Kisah berawal saat Kuntara secara tidak sengaja memergoki buliknya

Raden Ajeng Rumsari alias Bulik Rum tengah berduaan dengan Wiradad

di sebuah bungker perlindungan-belakangan baru diketahui oleh Kuntara

kalau Wiradad adalah suami sah dari Bulik Rum. Hal itu membuat perasaan

hatinya berkecamuk. Kuntara pun heran dengan apa yang dilakukan oleh

Bulik Rum yang selama ini selalu dihormatinya. Namun ia bisa mengerti

kalau ternyata Bulik Rum yang cantik ini menyembunyikan sejuta kisah

yang tak bakal disangka-sangka.

Bulik Rum adalah “pegawai” tuan Ichiro Nishizumi, meski pekerjaan

sehari-harinya bekerja di pabrik karung Asko. Sebenarnya Bulik Rum

sudah menikah dengan Wiradad tetapi tuan Ichiro Nishizumi tidak

peduli dengan semua itu dan memboyongnya ke Surabaya. Baik Wiradad

maupun ayah Bulik Rum sendiri tidak mampu mencegah keinginan Ichiro

Nishizawa yang sangat berkuasa ini. Akan tetapi, Wiradad tidak mau

menyerah begitu saja dan segera menyusul Bulik Rum ke Surabaya.

Saat Wiradad akan bertemu dengan Bulik Rum inilah terjadi sesuatu

yang di luar dugaan. Okada yang gelap mata ini segera mengambil samurai

kecilnya hingga akhirnya Bulik Rum menghembuskan nafas terakhir

di bungker perlindungan. Okada yang selama ini sangat dihormati oleh

Kuntara tenyata memiliki tabiat tidak beda dengan Tuan Ichiro Nishizawa.

Dari sinilah awal kisah “petualangan” Kuntara dalam mengungkap

kasus hilangnya Bulik Rum hingga upaya untuk membalas dendamnya

bersama dengan Wiradad kepada tuan Ichiro Nishizawa dan juga Okada.

Sejak kasus hilangnya Bulik Rum ini, keluarga Suryohartanan

tempat

Kuntara dan ibunya menetap

mulai terlibat dengan berbagai kejadian

yang mengikutinya. Kuntara yang tidak menginginkan keluarga ini terlibat

dengan permasalahan yang terjadi dengan sengaja menyembunyikannya.

Dengan segala “kecerdikan” ala detektif cilik

Lima Sekawan

Kuntara

berupaya menyelesaikan kasus ini bersama dengan Wiradad.

***

Sangat jarang sekali novel-novel “serius” di Indonesia yang terbit

dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir yang menggunakan tokoh

utama seorang anak kecil, selain dari novel

Mencoba Tidak Menyerah

-

nya Yudhistira ANM, mungkin hanya novel

Ketika Lampu Berwarna

Merah

karya cerpenis Hamsad Rangkuti. Adalah hal yang menarik apabila

membaca cerita sebuah novel “serius” dengan tokoh utama seorang anak

kecil karena ia memiliki perspektif atau pandangan berbeda mengenai

dunia dan segala sesuatu yang terjadi, bila dibandingkan dengan orang

dewasa. Kita bisa membayangkan bagaimana seorang Kuntara yang baru

berusia dua belas tahun menanggapi berbagai peristiwa yang terjadi dengan

213

Bahasa Indonesia

diri, keluarga, dan lingkungan sekitarnya pada masa penjajahan Jepang

dan dengan “kepintarannya” ia mencoba untuk memecahkan persoalan

tersebut. Meski menarik tetap saja akan memunculkan pertanyaan

bagaimana bisa bocah dua belas tahun menjadi “sangat pintar”?

Keunggulan lain dari novel ini adalah penggambaran suasana yang detail

mengenai Kota Surabaya pada tahun 1944 (zaman pendudukan Jepang),

malah ada lampiran petanya segala! Suasana kota Surabaya di zaman itu

juga “direkam” dengan indah oleh Suparto Brata. Kita bisa membayangkan

bagaimanan keadaan kampung SS Pacarkeling yang kala itu masih “berbau”

Hindia Belanda karena nama-nama jalannya masih menggunakan nama-

nama Belanda. Juga tentang bungker-bungker

perlindungan yang

digunakan untuk bersembunyi kala ada serangan udara

kebetulan saat

itu tengah berkecamuk Perang Dunia II. Tidak ketinggalan juga tentang

stasiun kereta api Gubeng yang tersohor itu.

Sebagai arek Suroboyo yang tentunya mengenal seluk beluk kota Buaya

ini, Suparto Brata jelas tidak mengalami kesulitan untuk melukiskan

keadaan ini. Apalagi ia adalah penulis yang hidup dalam tiga zaman,

kolonialisme Belanda, pendudukan Jepang dan era kemerdekaan.

Penggambaran suasana yang detail ini juga berkonsekuensi kepada cerita

yang cukup panjang meski tetap tanpa adanya maksud untuk bertele-tele.

Novel ini juga diperkaya dengan adanya kosakata dan lagu-lagu Jepang

yang makin menghidupkan suasana zaman pendudukan balatentara

Jepang di Indonesia. Namun, uniknya, tidak ada satupun terjemahan untuk

kosakata Jepang tersebut. Jadi, bagi yang tidak mengerti bahasa Jepang,

seperti saya juga, ya tebak-tebak saja sendiri.

(Sumber: Dodiek Adyttya Dwiwa dalam Cybersastra.net dengan perubahan)

T

eks seperti itulah yang disebut dengan resensi. Di dalamnya tersaji

informasi tentang tanggapan atau komentar mendalam tentang kelebihan

dan kelemahan suatu karya. Dalam contoh di atas, objek yang ditanggapi

berupa novel. Selain itu, objeknya dapat berupa buku ilmu pengetahuan,

film, pementasan drama, album lagu, lukisan, teks. Sebagaimana yang

tampak pada contoh di atas bahwa di dalam teks yang berupa resensi

mencakup informasi identitas karya, ringkasan, serta ulasan kelebihan dan

kelemahan isi karya itu. Di samping itu, dapat pula disajikan rekomendasi

penulis resensi itu untuk pembacanya.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

214

Tugas

1.

a.

B

acalah kembali contoh teks resensi di atas dengan baik!

b

.

S

ecara berkelompok, identifikasilah resensi tersebut berdasarkan

a

spek-aspek berikut!

1)

iden

titas buku,

2)

r

ingkasan isi buku,

3)

k

eunggulan buku,

4)

k

elemahan buku, dan

5)

rekomendasi.

c.

S

elain aspek-aspek tersebut, adakah aspek lain yang dibahas dalam

r

esensi tersebut? Jelaskan!

2.

a.

C

ermatilah contoh resensi lainnya, untuk buku nonfiksi!

b

.

C

ermati unsur-unsur yang ada pada resensi tersebut!

c.

T

uliskanlah hasil penilaian kamu pada teks tersebut!

d

.

G

unakanlah rubrik seperti di bawah ini!

Aspek

Skor

Maksimal

Skor

Nilai

a. Kelengkapan

30

b. Ketepatan

20

c. Kejelasan

20

d. Keefektifan kalimat

15

e. Kebakuan ejaan/tanda baca

15

Jumlah

100

215

Bahasa Indonesia

Kegiatan 2

Mengungkapkan Isi Informasi Buku yang Diresensi

Berdasarkan objek karyanya, resensi terdiri atas bermacam-macam

jenis. Seperti yang terdapat di dalam contoh di atas, ada resensi untuk novel;

ada pula yang berupa kumpulan cerpen. Berdasarkan objek tanggapannya,

ada pula yang berupa film, drama, lagu, buku ilmu pengetahuan, lukisan,

dan karya-karya lainnya.

Dengan perbedaan-perbedaan objek karya itu, informasi yang kita

dapat pun akan bermacam-macam pula. Misalnya, dari resensi novel

atau kumpulan cerpen, informasi yang kita dapatkan adalah tentang

alur, penokohan, latar, dan hal-hal lainnya yang terdapat di dalam buku-

buku cerita itu. Berbeda halnya apabila resensi itu tentang buku populer,

informasi yang kita dapatkan berupa sejumlah ilmu pengetahuan yang

dapat memperluas wawasan kita tentang topik yang dibahas oleh buku itu.

Perhatikanlah contoh resensi berikut!

Beragam tema, beragam kisah terangkum di kumpulan cerita pendek

Cerita Cinta Indonesia

ini. Mulai dari jejak sastra hingga cerita pendek

teenlit

tergores dalam 45 cerpen buah karya 45 penulis yang pasti sudah

Anda kenal. Membaca kumpulan cerita pendek ini seakan-akan memilih

beraneka rasa dan rupa dalam sajian paket lengkap. Sebabnya, ada begitu

terlalu banyak kisah kehidupan yang menunggu untuk dinikmati para

pembacanya. Ada kisah cinta, misteri, persahabatan, dan beragam tema

lainnya, yang ditampilkan secara serius dan populer.

Buku ini memang menawarkan tema dan rasa yang berbeda-beda.

“Nasihat Nenek” karya Clara Ng dan “Asylum” karya Lexie Xu merupakan

cerpen yang mengundang rasa mencekam. Atmoster horornya sangat

terasa. Pada deretan galau

maker

ada “Rindu yang Terlalu” karya Arswendo

Atmowiloto, “Gerimis yang Ganjil “ oleh Budi Maryono, “Rindu” oleh

Dewi Kharisma Michellia, “Hachiko” dan “Luka yang Setia” oleh Eka

Kurniawan, “Muse” oleh Ika Natassa dan “Gadis dan Pohon Jambu” oleh

M. Aan Mansyur. Beberapa penulis terkenal sebagai penulis

teenlit

juga

tampil di buku ini, seperti “Tabula Rasa” oleh Debbie Wijaja, “Savana” oleh

Dyan Nuranindya, “Gelas di Pinggir Meja” oleh Ken Terate, “SMS” oleh

Luna Torashyngu, dan “Letting Go” oleh RisTee.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

216

Ada pula cerpen-cerpen menarik lain dan memukau. “Dua Garis”

oleh Jessica Huawae bisa membuat rasa muak pembacanya. Bukan muak

karena kualitas cerpennya. Akan tetapi, hal itu disebabkan oleh temanya

yang memang merupakan kenyataan sebenarnya. “Persepsi” oleh Maggie

Tiojakin yang bermain-main dengan persepsi pembacanya. “Apalah

Artinya Nama” oleh Marga T. bisa membuat para pembaca penasaran:

berapa persentase kebenaran di cerpen tersebut. Terakhir ada “Bahagia

Bersyarat” oleh Okky Madasari bisa membuat pembaca bertanya-tanya,

“Apa arti sesungguhnya dari kata

bahagia

itu; benarkah kita sudah merasa

bahagia di kehidupan sekarang?”

Selain itu, bukan berarti cerpen-cerpen yang tidak disebutkan itu jelek,

ya. Tulisan ini bisa terlalu panjang jika harus diulas satu per satu. Lebih

baik pembaca sendiri yang membuktikannya. Saya sendiri merasa puas

setelah membacanya. Bahkan, para penulis yang sebelumnya kurang saya

sukai, mampu membuat saya menikmati cerita yang mereka tuturkan itu.

(

Sumber: ariansyahabo.blogspot.com dengan beberapa penyesuaian

)

Bacaan di atas juga berkategori sebagai resensi. Melalui resensi tersebut,

dapat kita peroleh informasi ataupun gambaran tentang cerpen-cerpen

yang ada di dalamnya. Selain itu, terdapat pula perincian tentang tema dan

evaluasi terhadap kelebihan cerpen-cerpen yang ada di dalamnya.

Berikut contoh resensi lainnya.

Sensual! Itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan nyawa

musik yang dibawa oleh band asal Malang ini. Hadir kembali meramaikan

kancah musik lokal,

Atlesta

mengusung nuansa percampuran musik pop,

RnB dengan jazz dalam dua belas lagu besutan Fifan Christa dan kawan-

kawan ini.

Album kedua bertitel

Sentation

dimulai dengan lagu berjudul “Aroma”.

Lirik yang singkat dengan sayup-sayup vokal perempuan, membiarkan

pendengarnya berimajinasi dalam

track

pemanasan ini. Tidak cukup

sampai di situ, lagu kedua berjudul “Paris Weekend” juga membawa

pada imajinasi seolah-olah berada dalam perjalanan panjang menuju ke

suasana romantis bersama musik bernuansa jazz 80-an. Dalam lagu kedua

ini sekilas melemparkan ingatan kita pada musik yang diusung oleh grup

band

Earth Wind and Fire.

217

Bahasa Indonesia

Melompat ke lagu selanjutnya adalah “Oh You

. Jika di album

sebelumnya kesan seksi nan nakal ditonjolkan oleh Fifan dan kawan-

kawan, barangkali lagu inilah yang mewakili perubahan kesan seksi-nakal

ke seksi-elegan. Hal itu terlihat dari pemilihan diksi yang jauh lebih halus

tanpa meninggalkan kesan sensual.

“Oh you, just feel the night // Alright, just turn me right // Oh you, turn

off the light // Anybody alright, take it all to say.”

Melodinya

catchy

, dijamin,

sekali mendengarkan kita tidak akan kesulitan untuk mengingat lagu ini.

Coba kuping lagu berjudul “Senstation”. Pada lagu ini nuansa RnB

lebih terasa dengan ketukan unik. Soal pemilihan lirik, bisa dibilang dari

semua lagu di album ini, lagu ”Senstation

”-

lah yang masih lekat dengan

bagaimana fantasi panasnya gairah cinta ala Atlesta.

“In the end of conversation, you’re just leaving a sensation. Oh baby c’mon

closer to me. All I want is just a pleasure, with an overnight sensation.

Gotcha! Ditambah dengan bumbu vokal dari vokalis perempuan di tengah

track-

nya, cukup menggoda dan menerbangkan imajinasi, bukan?

Album yang dikemas dengan dominan warna hitam ini menyuguhkan

dua instrumen. Pertama adalah

Sunset” didominasi oleh gitar. Nuansa itu 

sekilas terdengar ala

Kings of Convenience

ini. Sementara itu, pada lagu ke-

sembilan kita dibawa mendengarkan dentingan piano yang menenangkan

setelah diajak menggoyangkan tubuh pada lagu sebelumnya, “Cadillac

Model”.

Jika Anda adalah pecinta musik sekaligus penikmat fotografi, di album

ini kita bisa menikmati keduanya sekaligus karena Atlesta mengemas

lirik-lirik dalam album

Sensation

itu ke dalam 14 lembar foto menarik.

Sayangnya lirik-lirik tersebut tidak semuanya tercetak dengan baik, dengan

font handwriting

yang cukup sulit untuk dibaca.

Secara umum, album ini sebenarnya sudah mampu mendekati apa yang

diinginkan Atlesta, yakni kesan klasik. Atlesta jauh lebih matang, penuh

gairah, namun tetap

catchy

. Sangat layak untuk dikoleksi tentunya!

(

Winda Carmelita, kapanlagi.com dengan beberapa penyesuaian

)

Teks tersebut menyajikan informasi tentang isi dan kelebihan-kelebihan

yang ada pada suatu album lagu berjudul

Sentation

. Tentu saja informasi-

informasi yang disajikan resensi tersebut berbeda dengan yang sebelumnya.

Informasi yang dikemukakan resensi album lagu cenderung pada warna

yang diberikan pada setiap lagu di dalamnya di samping mungkin pula ada

gambaran informasi tentang ilustrasi/foto-foto yang ada pada album lagu

tersebut.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

218

Tugas

1.

P

erhatikanlah teks resensi berikut!

Legenda Cinta Layla-Majnun

Judul

:

L

aila-Madjnoen

(Tjeritera

di T

anah Arab); Laila

M

ajnun karya Nizami; Layla

M

ajnun, Roman Cinta

P

aling Populer & Abadi

Penulis

: H

amka (Hadji Abdul Malik

K

arim Amrullah)

Penerbit

: B

alai Poestaka, 1932; Ilman

B

ooks, 2002; Navila, 2002

Tebal

: 74 h

alaman; 222 halaman;

200 h

alaman

Kalau ada kisah cinta abadi antara seorang perempuan dan laki-laki

yang menjadi legenda di dunia Timur, itulah legenda Layla dan Majnun.

Kisah ini begitu melegenda sehingga muncul banyak versi menyangkut

lika-liku hubungan cinta Layla dan Majnun.

Ada anggapan bahwa kisah cinta Layla-Majnun ini hampir-hampir

menyerupai cerita Romeo and Juliet karya sastrawan Inggris, William

Shakespeare, terutama dalam hal tragedi yang menyelubungi hubungan

cinta sepasang kekasih. Meski demikian, cerita Romeo and Juliet adalah

salah satu karya yang ditulis oleh tangan William Shakespeare pada abad

ke-16. Sementara itu, Layla dan Majnun merupakan sebuah cerita yang

dikisahkan dari mulut ke mulut dan baru pada abad ke-12 dituliskan oleh

seorang penyair dari Azerbaijan, Nizami Ganjavi, dalam bentuk syair. Versi

Nizami inilah yang kemudian merupakan cerita yang paling populer.

Menurut Jean-Pierre Guinhut, seorang orientalis dan ahli mengenai

kebudayaan dan filsafat Timur yang juga pernah menjadi Duta Besar

Perancis untuk Azerbaijan, pengaruh cerita Layla-Majnun ini melampaui

tradisi Timur. Jika melihat kembali ke masa Abad Pertengahan, yaitu sekitar

abad ke-11-13, banyak dari karya sastra Barat saat itu memiliki jejak sastra

oriental yang kemudian memengaruhi karya-karya sastra seperti cerita

kepahlawanan Jerman abad ke-13 berjudul

Tristan und Isolde

yang ditulis

oleh Gottfried von Strassburg atau dongeng Perancis,

Aucassin et Nicolette

.

Sumber: www.tulis.yu.tl

Gambar 7.7 Kover Buku

Laila

Majnun

219

Bahasa Indonesia

Sampai saat ini, kisah Layla-Majnun merupakan cerita yang paling

populer di Timur Tengah maupun Asia Tengah, di antara bangsa-bangsa

Arab, Turki, Persia, Afgan, Tajiks, Kurdi, India, Pakistan, dan Azerbaijan.

Kepopuleran kisah ini memberi inspirasi banyak seniman, baik pelukis,

pemusik, maupun pembuat film, menciptakan beragam karya seni yang

menggambarkan kisah-kasih Layla dan Majnun.

Di dalam buku terbitan Balai Poestaka ini dikisahkan tentang Qais dan

Layla yang hidup di negeri Nedjd, salah satu wilayah di tanah Arab. Mereka

adalah sepasang remaja yang sejak kecil sering bermain bersama dan

ketika menginjak remaja pergi belajar di sekolah yang sama. Qais berwajah

tampan, sementara Layla adalah gadis rupawan yang menjadi dambaan

setiap laki-laki. Keduanya saling jatuh cinta, namun adat melarang

mereka mengekspresikan gelora cinta secara terbuka. Dengan demikian,

perasaan keduanya hanya ditumpahkan dalam bentuk syair ketika mereka

mempunyai kesempatan bertatap muka secara diam-diam.

Suatu ketika Qais memutuskan untuk ikut bersama ayahnya, Al-

Mulawwah, berniaga ke negeri lain agar kelak ia memiliki bekal

pengetahuan sendiri tentang perniagaan. Pamitlah ia kepada Layla dan

memberikan seuntai kalung mutiara sebagai tanda kesetiaannya. Qais

meminta Layla untuk melepaskan sebuah mutiara dari untaiannya apabila

waktu sudah menunjukkan bulan baru. Meskipun sangat sedih, Layla

merelakan kekasihnya pergi mencari pengalaman.

Sepeninggal Qais, Layla hanya bermenung diri dan menciptakan

syair sebagai pelambang rindu. Suatu hari, ayah Layla, Al-Mahdi, pulang

ke rumah bersama seorang tamu bernama Sa’d bin Munif, yang diajak

menginap. Tamu itu seorang saudagar kaya raya yang berasal dari Irak.

Ketika berjumpa Layla, Sa’d bin Munif langsung jatuh cinta dan melamar

Layla kepada ayahnya. Tanpa sepengetahuan Layla, Al-Mahdi menerima

lamaran tersebut karena tergiur oleh mas kawin 1.000 dinar dan harta

kekayaan Sa’d bin Munif. Layla tak berdaya melawan perintah ayahnya

karena adat memang menyatakan bahwa laki-laki berkuasa atas perempuan.

Sementara itu, Qais yang telah memasuki bulan ke-9 ikut berniaga

ke negeri-negeri seperti Damsjik, Jerusalem, Hims, Halab, Anthakijah,

Irak, Koefah, hingga Basrah tidak dapat lagi menahan rindunya terhadap

Layla. Wajahnya tampak muram dan badannya semakin kurus. Ayah Qais

melihat kesedihan anaknya dan menanyakan ada apakah gerangan yang

telah mengganggu pikirannya. Akhirnya Qais berterus terang tentang

kisah cintanya dengan Layla. Demi mendengar penuturan anaknya, Al-

Mulawwah memutuskan segera kembali ke kampung halamannya dan

berjanji akan melamar Layla untuk Qais.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

220

Ketika sampai kampung halaman, Al-Mulawwah bergegas menemui

ayah Layla dan menawarkan 100 unta sebagai pengganti uang 1.000 dinar

yang telah diberikan Sa’d bin Munif. Akan tetapi, dengan sombongnya,

ayah Layla menolak lamaran Al-Mulawwah. Tak berapa lama kemudian,

pesta perkawinan Layla dan Sa’d bin Munif diselenggarakan secara besar-

besaran. Hancur luluhlah hati Qais. Tak ada satu obat pun yang bisa

menyembuhkan sakitnya ini, meskipun orang tuanya telah mendatangkan

banyak tabib ternama. Sejak itu Qais tidak mau berbicara kepada orang

lain, ia sibuk dengan dirinya sendiri dan sering kali terlihat berbicara

sendiri. Karena perilaku aneh inilah orang sekampungnya memanggil Qais

dengan Majnun, yang berarti kurang sempurna pikirannya.

Lain halnya dengan Layla, meskipun kini telah menjadi istri Sa’d bin

Munif, ia tetap mencintai Qais. Menurut Layla, secara fisik ia boleh menjadi

istri Sa’d bin Munif, tetapi jiwanya tetap untuk Qais. Dalam ungkapannya,

di dunia Qais dan Layla bukanlah pasangan suami istri, tetapi di akhirat

mereka menjadi pasangan abadi. Karena tak kuat menanggung penderitaan

cinta ini, Layla sakit dan selalu memanggil nama Qais. Akhirnya Qais pun

dipanggil untuk menemui Layla. Ketika mereka bertemu, Layla memberi

pesan terakhir bahwa mereka akan bertemu nanti di akhirat sebagai

sepasang kekasih. Demi melihat kekasihnya meninggal, putus asalah

Qais. Tak ada lagi keinginannya untuk hidup. Sehari-hari kerjanya hanya

duduk di pusara Layla hingga akhirnya Qais meninggal. Jasad Qais pun

dibaringkan di samping pusara Layla.

Kira-kira 10 tahun kemudian, beberapa musafir menziarahi kubur

mereka berdua. Di atas kedua pusara itu telah tumbuh dua rumpun bambu

yang pucuknya saling berpelukan. Masyhurlah kisah ini sebagai kisah

Layla-Majnun.

Tujuh puluh tahun setelah penerbitan buku ini oleh Balai Poestaka,

pada tahun 2002 kisah ini dibukukan kembali oleh dua penerbit, Ilman

Books dan Navila, masing-masing dengan judul

Laila Majnun

dan

Layla

Majnun, Roman Cinta Paling Populer & Abadi.

Di dalam kedua buku itu

disebutkan bahwa kisah yang ditulis merupakan saduran karya Nizami

dari buku berbahasa Arab dengan judul

Qays bin al Mulawah, Majnun

Layla

dan versi bahasa Inggris berjudul

Laili and Majnun: A Poem

serta

Layla and Majnun By Nizami.

Meskipun ketiga buku tersebut sama mengungkap tragedi kisah cinta

Layla dan Majnun, tetapi terdapat beberapa perbedaan menyangkut detail

cerita. Pertama, di dalam buku terbitan Balai Poestaka disebutkan bahwa

Qais adalah anak saudagar bernama Al-Mulawwah, yang sering bepergian

ke negeri-negeri lain untuk berniaga. Sementara di dalam dua buku yang

221

Bahasa Indonesia

terbit tahun 2002 hanya disebutkan bahwa Qais adalah anak semata wayang

seorang saudagar bernama Syed Omri atau Sayid. Ayah Qais dikabarkan

telah lama menanti kehadiran anak semata wayangnya untuk meneruskan

garis keturunan keluarga.

Perbedaan kedua, di buku Balai Poestaka, suami Layla dikabarkan pergi

dari negeri Nedjd setelah kematian Layla. Sementara di buku terbitan 2002,

suami Layla, Ibnu Salam, meninggal lebih dahulu dibandingkan dengan

Layla. Beberapa perbedaan ini disebabkan, pertama, banyaknya penyair

ataupun sastrawan yang menuliskan kisah Layla-Majnun. Kedua, lebih

banyak lagi penulis yang menyadur kisah Layla-Majnun berdasarkan syair

yang ditulis para penyair atau sastrawan tadi.

Kepopuleran kisah Layla-Majnun ini membuat dua buku terbitan tahun

2002 itu mengalami cetak ulang beberapa kali. Bahkan, buku terbitan

Navila menjadi buku paling laris dengan mencetak rekor memasuki

cetakan ke-18 pada bulan Mei 2004. Sementara buku terbitan Ilman Books

telah masuk periode cetakan ke-6 pada tahun 2004 ini.

Kemasyhuran kisah Layla-Majnun ini juga telah memberi inspirasi

kepada sutradara kondang Indonesia, almarhum Sjumandjaja, untuk

membuat cerita bagi layar lebar. Pada tahun 1975, dibuatlah film berjudul

Laila Majenun

dengan bintang utama Rini S. Bono sebagai Laila dan

Ahmad Albar sebagai Majenun. Film ini pun mengantongi penghargaan

untuk kategori Aktor Pembantu Terbaik bagi almarhum Farouk Afero

pada Festival Film Indonesia 1976.

(Sumber: Harian

Kompas

)

Berdasarkan teks tersebut, informasi manakah yang sesuai dengan

yang tersaji di dalam tabel berikut?

Pernyataan

Sesuai

Tidak sesuai

a.

Dilengk

api ilustrasi-ilustrasi menarik.

b.

Ban

yak diwarnai kisah cinta yang

romantik.

c.

C

ocok dibaca oleh kalangan remaja.

d.

B

erawal dari kisah yang disampaikan dari

mulut ke mulut.

e.

M

asih ada beberapa kata yang tidak

dijelaskan secara jelas.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

222

Pernyataan

Sesuai

Tidak sesuai

f.

T

elah mengalami cetak ulang beberapa

kali.

g.

Bisa mendor

ong pembaca untuk

mengingat kisah masa lalu.

h.

M

irip-mirip cerita dalam novel “

Romeo

and Juliet

”.

i.

Ban

yak menggunakan ragam bahasa

klasik.

j.

Buk

u ini bermanfaat sebagai pengobat

rindu.

2.

B

erdasarkan objeknya, termasuk ke dalam bentuk resensi apakah teks

tersebut? Jelaskanlah alasan-alasannya secara berdiskusi! Sertakan pula

kutipan-kutipan dari teks tersebut untuk memperkuat alasan-alasan

itu.

Objek Resensi

Alasan

Kutipan Isi Teks

C.

M

enganalisis Kebahasaan Resensi dalam Dua Karya

yang Berbeda

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.

m

enganalisis kebahasaan dalam teks resensi;

2.

m

enyimpulkan dua teks resensi berdasarkan kebahasaan.

Kegiatan 1

Menganalisis Kebahasaan dalam Teks Resensi

Tentang kaidah kebahasaan teks resensi, telah kamu pelajari pula di

kelas VIII. Namun, untuk lebih jelasnya, amatilah kembali contoh-contoh

teks resensi di atas. Berdasarkan contoh-contoh tersebut tampak bahwa

teks resensi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan seperti berikut.

223

Bahasa Indonesia

1.

B

anyak menggunakan konjungsi penerang, seperti

bahwa, yakni,

yaitu.

2.

B

anyak menggunakan konjungsi temporal:

sejak, semenjak, kemudian

,

akhirnya.

3.

B

anyak menggunakan konjungsi penyebababan:

karena, sebab

.

4.

M

enggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau

rekomendasi pada bagian akhir teks. Hal ini ditandai oleh kata

jangan,

harus, hendaknya,

Kaidah Kebahasaan

Teks Resensi

Konjungsi

Penerangan

Konjungsi

Temporal

Konjungsi

Penyebaban

Pernyataan

Saran

- Bahwa

- Yak ni

- Yaitu

- Sejak

- Kemudian

- Akhirnya

- Sebab

- Karena

- Harus

- Hendaknya

- Jangan

Bagan 7.1

Kaidah kebahasaan teks resensi

Perhatikan kata-kata bergaris bawah dalam cuplikan berikut!

Sampai saat ini, kisah Layla-Majnun merupakan cerita yang paling

populer di Timur Tengah maupun Asia Tengah, di antara bangsa-bangsa

Arab, Turki, Persia, Afgan, Tajiks, Kurdi, India, Pakistan, dan Azerbaijan.

Kepopuleran kisah ini memberi inspirasi banyak seniman, baik pelukis,

pemusik, maupun pembuat film, menciptakan beragam karya seni yang

menggambarkan kisah-kasih Layla dan Majnun.

Kata-kata tersebut merupakan contoh kata serapan. Kata-kata itu berasal

dari bahasa Inggris. Memang dalam perkembangannya, memang bahasa

Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah

maupun asing. Salah satu masalah yang dihadapi dalam penulisan unsur

serapan tersebut adalah penyesuaian ejaan dari bahasa lain itu ke dalam

bahasa Indonesia. Khususnya dengan bahasa asing, ejaan-ejaannya itu

memiliki banyak perbedaan dengan yang berlaku dalam bahasa Indonesia.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

224

Pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan berkaitan dengan

penulisan unsur serapan itu. Secara umum peraturan-peraturan itu adalah

sebagai berikut.

1.

Sa

tu bunyi dilambangkan dengan satu huruf, terkecuali untuk bunyi

ng, ny, sy, kh

yang diwakili oleh dua huruf. Contoh:

kromosom

bukan

khromosom, foto

bukan

photo

,

retorika

bukan

rhetorika

, dan

tema

bukan

thema.

2.

P

enulisan kata serapan harus sesuai dengan cara pengucapan yang

berlaku dalam bahasa Indonesia. Misalnya:

cek

bukan

check

,

tim

bukan

team

,

taksi

bukan

taxi

, dan

aki

bukan

accu

.

3.

P

enulisan kata serapan diusahakan untuk tidak jauh berbeda dengan

kata aslinya. Contoh:

aerob

(Inggris:

aerobe

) bukan

erob

,

hidraulik

(Inggris:

hydraulic

) bukan

hidrolik

,

sistem

(Inggris:

system

) bukan

sistim

,

frekuensi

(Inggris:

frequency

) bukan

frekwensi

.

Tugas

1.

M

anakah kata serapan di bawah ini yang penulisannya sudah benar?

Bubuhkan tanda centang (

P

) pada kata tersebut!

a.

__

aer

obe

k.

__

hidra

ulik

b.

__

a

nemia

l

.

__

p

raktik

c.

__

a

kulturasi

m.

__

k

lasifikasi

d.

__

si

linder

n.

__

c

heck

e.

__

t

eam

o

.

__

s

entral

f.

__

a

tmosfer

p

.

__

a

ksen

g.

__

a

komodasi

q

.

__

zig

ote

h.

__

r

ealistis

r

.

__

sy

ntesis

i.

__

k

harisma

s.

__

s

akharin

j.

__

es

elon

t.

__

p

honem

2.

P

erbaikilah penulisan kata-kata serapan di bawah ini!

a.

o

ctaaf

j

.

f

ossil

b

.

r

oute

k.

g

eology

c.

cen

tral

l

.

hiera

rchy

d

.

acces

sory

m.

patient

e

.

sys

tem

n.

co

ngress

f

.

m

achine

o

.

c

alsium

g

.

ide

alist

p

.

va

riety

h.

fac

tor

q

.

p

hase

i

.

en

ergy

r

.

g

roup

225

Bahasa Indonesia

3.

B

uatlah kalimat dengan menggunakan kata-kata berikut!

a.

a

ksi

f

.

k

onsekuen

b.

a

kuarium

g

.

kuantitas

c.

e

ksis

h.

s

kema

d.

f

rekuensi

i

.

ra

sio

e.

in

stitut

j

.

uni

t

4.

L

akukan tugas berikut sesuai dengan instruksinya!

a.

S

ecara berdiskusi, tunjukkan kata-kata serapan lainnya dari

sebuah resensi. Jelaskan bentuk asal dari kata-kata tersebut beserta

maknanya.

b.

D

aftarkanlah sekurang-kurangnya 20 kata serapan lainnya.

K

emudian gunakanlah kata-kata itu dalam kalimat.

Kegiatan 2

Menyimpulkan Dua Teks Resensi Berdasarkan Kebahasaan

Tahukah kamu bahwa tujuan utama resensi buku ialah memberikan

tanggapan atas isi buku sebagai informasi kepada calon pembaca buku

itu. Tanggapan itu dapat memotivasi pembaca resensi atau menjadi tidak

berminat membaca buku yang diresensi itu. Di samping itu, resensi buku

merupakan umpan balik bagi penulis buku untuk menyempurnakan isi

buku tersebut pada edisi terbitan berikutnya. Tujuan meresensi buku

hendaknya menjadi acuan bagi penulis resensi dalam mengembangkan

resensi yang disusunnya dan juga sebagai salah satu kriteria bagi media

yang akan memublikasikannya.

Dalam menyimpulkan sebuah resensi perlu penguasaan atau teknik

tertentu, misalnya menguasai isi buku, memiliki daya analisis, dan

menguasai teori tentang buku yang diresensi. Pada pembahasan ini, kamu

harus menyimpulkan teks resensi berdasarkan unsur kebahasaannya,

misalnya dari penggunaan kalimat dan penggunaan jenis kata.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

226

Tugas

Bacalah kedua teks di bawah ini dengan cermat!

Teks I

Judul Novel

:

Tui l et

Pengarang

: O

ben Cedric

Penerbit

: G

radien Mediatama

Tahun Terbit

: 2009

Tempat Terbit

: Y

ogyakarta

Tebal

: 147 H

alaman

Novel

Tu l et

bertema humor. Novel ini

membawa pembacanya untuk tidak hanya

menikmati kisahnya. Di dalamnya akan

ditemukan pula kisah-kisah lucu seputar

tokohnya. Di dalam novel ini dikisahkan

seorang anak SMA. Ia tidak terlalu terkenal di kelasnya. Ia bernama Edi

Wardiman. Karena memiliki gaya yang dibilang culun, dia sering disebut

oleh kawan-kawannya sebagai Edward Culun. Dia memiliki sahabat dekat

bernama Joko. Keduanya sama-sama disebut Culun. Ada juga dikisahkan

seorang gadis bernama Bella. Ternyata ia vampir yang jatuh cinta kepada

si Edward. Wajah Edward menurutnya mirip dengan wajah pacarnya dulu.

Dalam novel ini dikisahkan konflik-konflik yang terjadi antartokoh.

Disuguhkan dengan kisah yang lucu, namun tetap tidak mengurangi

kualitas kisah dari novel tersebut. Misalnya, Edward yang dikhianati

Joko. Agar Joko bisa

segeng

dengan siswa

keren

di sekolahnya, dia harus

mengerjai Edward. Joko menjebak Edward dengan cara mengajaknya

untuk mengikuti perlombaan penelitian ilmiah remaja tingkat SMA.

Sebagai bahan penelitiannya, Joko mengajak Edward untuk menyamar

sebagai waria di Taman Lawang.

Dikisahkan pula pada konflik berikutnya datanglah Bella sebagai murid

baru. Dia kemudian disukai oleh para siswa pria di sekolanya. Bella tidak

segan berteman dengan Edward yang ketika itu termalukan karena ketauan

menjadi waria di Taman Lawang. Mulailah kisah pertemanan mereka

sampai akhirnya Edward menyadari ada sesuatu yang aneh pada diri Bella.

Misalnya, bau napasnya yang berbau jengkol. Kejanggalan lain, pada saat

dia hampir ia ditabrak mobil, Bella menolongnya dengan menahan mobil

itu.

Sumber: www.3.bp.blogspot.com

Gambar 7.8 Kover novel

Tuliet.

227

Bahasa Indonesia

Edward semakin penasaran. Sampai suatu ketika dia menyusun rencana

untuk menanyakan perihal keanehan ini ke Bella. Edward mengajak Bella

belajar bersama di rumahnya. Dia pun menyatakan ketertarikannya kepada

Bella. Tak disangka Bella pun memiliki perasaan yang sama. Bella akhirnya

menceritakan kepada Edward bahwa dia adalah seorang Vampir. Namun,

dia tidak meminum darah manusia lagi, melainkan hanya meminum jus

jengkol.

Pada saat mereka sedang belajar bersama, Ibu Edward membawa

cemilan kepada mereka berdua, yaitu keripik jengkol. Bella sangat

menyukai keripik jengkol tersebut sampai-sampai pada saat makan Bella

meneteskan air liurnya ke tangan Edward. Keesokan harinya pada saat

sekolah, Bella meminta maaf kalau Edward akan menjadi vampir juga

karena telah tertetesi cairan air liurnya. Edward pun merasakan ada yang

aneh pada dirinya. Bentuk fisiknya semakin terlihat gagah.

Mulailah Edward menjalani hari-hari barunya bersama Bella. Sebagai

seorang vampir, Edward mulai terkenal di sekolahnya sebagai seorang yang

tampan karena perubahan fisiknya yang lebih atletis. Kehidupan menjadi

seorang vampir betul-betul dinikmati Edward. Dia pun mulai berpikir

untuk membalas sakit hatinya kepada Joko. Pada suatu ketika pada jam

istirahat, ia pergi ke kantin untuk menemui Joko yang sedang berdua

dengan pacarnya. Edward pun menceritakan semua kejelekan Joko kepada

wanita itu. Joko marah kepada Edward dan terjadilah perkelahian. Karena

Edward adalah seorang vampir, dia dengan mudah mengalahkan Joko.

Kehidupan Edward menjadi vampir tidak selalu berjalan dengan bahagia.

Dia harus menghindari kejaran para pemburu vampir dan

werewolf

.

Dikisahkan pada suatu ketika Edward harus bersusah payah menghalau

serangan

werewolf

yang masuk ke dalam rumahnya. Beruntung ibunya

berhasil menghalau

werewolf

tersebut dengan senapan. Maklum saja,

ibunya mempunyai hobi berburu dulunya. Bukan hanya serangan

werewolf

saja Edward juga harus menghindari tangkapan dari para pemburu vampir.

Para pemburu vampir itu dikisahkan hampir saja menangkap Edward,

namun selalu selamat karena bantuan dari keluarga Bella.

Buku ini memiliki keunggulan dari segi karakteristik tokoh-tokohnya

sehingga pembaca dapat dengan mudah menyelami karakter para tokohnya

itu. Novel ini juga dibumbui oleh cerita-cerita lucu yang membuat pembaca

tidak akan merasa bosan untuk menuntaskannya. Hanya saja pemilihan

kata-kata di dalan novel ini menggunakan ragam bahasa remaja, seperti

gue, elo

. Hal itu menjadikan novel ini seolah-olah dikhususkan untuk

kalangan remaja saja.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

228

Jalan cerita novel ini hampir sama dengan cerita dalam film dan novel

yang berjudul

Twillight

. Bagi pembaca yang sudah pernah menonton

atau membaca novel tersebut akan mudah menebak kisah dan konflik-

konfliknya sehingga akan merasa kurang tertarik untuk membacanya.

Terlepas dari kelemahan-kelemahannya, novel ini memiliki manfaat

sebagai penghilang stres. Mengapa tidak, pada hampir seluruh bagiannya

penulis mengajak para pembaca untuk terus tertawa dengan karakter

jenaka dan cerita yang menghibur para pembacanya.

(Sumber:

www.seocontoh.com

)

Teks II

Judul Buku

:

Tip & Trik Jago Main Rubik

Penulis          

: W

icaksono Adi

Penerbit        

: G

radien Mediatama

Cetakan        

: I, 2009

T

ebal          

: 184 h

alaman

Buku

Tip & Trik Jago Main Rubik

hadir

sebagai solusi jitu dan komplet. Buku ini

akan menjadi teman akrab Anda dalam

menyelami permainan rubik, mulai dari

nol hingga mahir. Dari berjam-jam hingga

mampu menyelesaikannya di bawah dua

puluh detik, bahkan dengan mata tertutup.

Rubik adalah permainan

puzzle

mekanik berbentuk kubus; memiliki

enam warna pada setiap sisinya. Permainan ini ditemukan pada tahun

1974 oleh Profesor Ernö Rubik, seorang arsitek dan pemahat asal Hungaria.

Dengan segera, rubik menciptakan sensasi internasional. Setiap orang ingin

memilikinya. Demam ini menjalar baik pada anak-anak maupun dewasa.

Ada sesuatu yang memikat pada kubus kecil ini. Ia memiliki konsep yang

sederhana, elegan, namun secara mengejutkan sulit untuk diselesaikan.

Satu demi satu kompetisi lokal diadakan untuk berlomba menyelesaikan

rubik, di antaranya

American Rubik’s Cube Championship

(November

1981),

United Kingdom Rubik’s Cube Championship

(Desember 1981),

Canadian Rubik’s Cube Championship

(Maret 1982). Puncaknya, pada

bulan Juni 1982 untuk pertama kalinya diselenggarakan

Rubik’s Cube

World Championship

di Budapest, tempat orang-orang dari berbagai

negara dipertemukan oleh rubik. Kejuaraan ini dimenangkan oleh seorang

Sumber: www.tasdiqiya.com

Gambar 7.9 Kover buku

Tip

&

Trik Jago Main Rubrik.

229

Bahasa Indonesia

pelajar Vietnam berumur 16 tahun, Minh Thai, dengan catatan waktu 22,95

detik. Ketertarikan publik pada rubik mulai memudar menjelang tahun

1990. Orang-orang sudah terlalu kesal saat mencoba menyelesaikannya,

mengingat keterbatasan informasi saat itu. Sebagian lebih tertarik dengan

kehadiran video

game

elektronik yang lebih modern. Namun hingga hari

ini, lebih dari 30 juta rubik telah terjual (belum termasuk merk-merk

tiruannya!), menjadikannya diakui sebagai permainan

puzzle

terlaris di

dunia. Bahkan rubik juga disebut-sebut sebagai mainan terlaris sepanjang

masa, berdampingan dengan boneka Barbie.

Dengan kemunculan internet, rubik akhirnya bangkit dari tidur

panjangnya. Pada tahun 2000, petunjuk untuk menyelesaikan rubik telah

banyak ditemukan di internet. Demam rubik pun melanda untuk kedua

kalinya. Puncaknya terjadi pada tahun 2003, ketika World Championship

kedua diadakan di Canada. Rubik dipandang sebagai permainan yang

positif, terjangkau, melatih motorik, daya ingat, serta mampu mendorong

peminatnya untuk menjalin komunitas dan berkompetisi secara sehat.

Dalam buku ini banyak terdapat gambar yang menarik. Juga

penjelasannya sangat rinci. Di dalamnya dilengkapi indeks untuk kata-kata

yang sulit dimengerti. Hanya saja masih saja ada beberapa kata yang sulit

dimengerti tidak terdapat di dalamnya.

(Sumber:

www.seocontoh.com

)

Setelah kamu membaca kedua teks resensi di atas, lakukanlah

analisis perbedaan dari kedua teks resensi tersebut berdasarkan kaidah

kebahasaannya, berikut formatnya.

Teks

Kaidah Kebahasaan

Penggunaan Kalimat

Penggunaan Jenis Kata

I

II

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

230

D.

M

engonstruksi Sebuah Resensi dari Buku Kumpulan

Cerita atau Novel yang Dibaca

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu:

1.

m

endiskusikan hal-hal menarik dalam buku kumpulan

cerita;

2.

m

enulis resensi dari buku kumpulan cerita.

Kegiatan 1

Mendiskusikan Hal-hal Menarik dalam Buku Kumpulan Cerita

Evaluasi terhadap karya sastra semacam novel lazim disebut dengan

resensi

, yakni ulasan terhadap kualitas suatu novel. Resensi ditulis untuk

menarik minat baca khalayak untuk membaca novel yang diulas. Unsur

persuasif sering ditonjolkan dalam resensi. Dengan adanya resensi, pada khalayak

timbul keinginan untuk membaca novel itu dan turut mengapresiasinya. Dengan

demikian, resensi juga berfungsi sebagai pengantar dan pemandu bagi pembaca

dalam menikmati novel tersebut.

Dalam contoh resensi “Petualangan Bocah di Zaman Jepang” dijumpai

ringkasan isi buku (novel). Ringkasan tersebut dipaparkan dalam paragraf

ke-3 sampai paragraf ke-6. Selain itu, dijelaskan pula perbandingan novel

yang diresensi itu dengan novel-novel lainnya (paragraf ke-1 dan ke-7).

Yang dibandingkan dalam hal ini adalah unsur tema dan penokohan.

Dalam paragraf ke-7 sampai paragraf ke-10, penulis membahas

keunggulan-keunggulan novel tersebut berdasarkan unsur penokohan

(paragraf ke-7), unsur latar (paragraf 8-9), dan unsur gaya penyampaian

(paragraf ke-10). Walaupun hanya sekilas, penulis juga mengulas beberapa

kelemahan novel tersebut, yakni berkenaan dengan kelogisan dan gaya

penceritaan. Perhatikan petikan berikut.

1.

M

eski menarik tetap saja akan memunculkan pertanyaan bagaimana

bisa bocah dua belas tahun menjadi “sangat pintar”?

2.

N

amun uniknya, tidak ada satu pun terjemahan untuk kosakata Jepang

tersebut. Jadi, bagi yang tidak mengerti bahasa Jepang, seperti saya

juga, ya tebak-tebak saja sendiri.

Dengan melihat contoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa untuk

sampai pada tahap pengevaluasian, terlebih dahulu kita harus mampu

menganalisis novel itu dengan baik. Pemahaman tentang unsur-unsur

231

Bahasa Indonesia

novel harus terkuasai dengan baik. Analisis tentang unsur-unsur novel

yang telah kita pahami sebelumnya harus menjadi dasar di dalam

mengevaluasi novel itu sehingga hasilnya benar-benar objektif dan dapat

dipertanggungjawabkaan.

Adapun struktur penyajian resensi novel adalah sebagai berikut.

1.

I

dentitas novel, yang meliputi judul, nama penulis, penerbit, tahun terbit, dan

tebal novel.

2.

M

enyajikan ikhtisar atau hal-hal menarik dari novel.

3.

M

emberikan penilaian, yang meliputi kelebihan dan kelemahannya.

Penilaian tersebut sebaiknya meluputi unsur-unsur novel itu secara lengkap,

yakni tema, alur, penokohan, latar, gaya bahasa, amanat, dan kepengarangan.

4.

M

enyimpulkan resensi yang disajikan.

Untuk sampai pada penyajian resensi novel seperti itu, terdapat

sejumlah pertanyaan yang dapat kita jadikan panduan. Berikut pertanyaan-

pertanyaan yang dimaksud.

1.

T

ema

a.

A

pakah tema cerita itu?

b.

A

pakah tema itu sah dan benar sebagai kebenaran umum?

2. Alur

a.

P

ola apakah yang digunakan pengarang dalam membangun alur

ceritanya itu?

b.

P

eristiwa-peristiwa apakah yang telah dipilih untuk melayani tema

cerita itu?

c.

A

pakah terdapat hubungan wajar dan baik antara tema dengan

peristiwa-peristiwa itu?

d.

M

engapa suatu peristiwa lebih menonjol daripada yang lain-

lainnya?

e.

A

pakah peristiwa-peristiwa itu disusun secara rapi dan baik

sehingga dapat memberikan suatu penekanan yang penting dan

berguna?

f.

A

pakah peristiwa-peristiwa itu wajar dan hidup?

g.

B

agaimana peristiwa-peristiwa itu mengantarkan perjalanan

hidup tokoh utamanya?

3. Latar

a.

Di m

ana dan kapankah peristiwa itu terjadi?

b.

B

agaimana peranan latar tersebut dalam keseluruhan cerita:

apakah latar tersebut menguatkan atau justru melemahkan cerita?

4.

P

enokohan

a.

B

agaimana cara pengarang dalam menampilkan karakter tokoh-

tokohnya?

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

232

b.

A

pakah karakter tokoh-tokoh itu wajar atau terkesan dibuat-buat?

c.

B

agaimana hubungan antara satu tokoh dengan tokoh lainnya?

d.

B

agaimana peranan karakter tokoh-tokoh tersebut dalam men-

dukung tema dan menghidupkan alur cerita?

5.

S

udut pandang

a.

D

ari sudut sudut pandang siapakah cerita itu diceritakan?

b.

A

pakah sudut pandang itu dijalankan dengan konsekuen dalam

seluruh cerita?

6.

Amanat

a.

A

pa amanat cerita itu?

b.

B

agaimana cara pengarang menyampaikan amanatnya, bersifat

menggurui atau tidak?

7. Bahasa

a.

A

pakah bahasa cerita itu tajam, lincah, dan sugestif ?

b.

Ga

ya bahasa apakah yang dipergunakan dalam cerita itu?

c.

A

pakah penggunaan gaya bahasa itu tepat, wajar, dan hidup?

Tugas

Secara berkelompok, catatlah hal-hal menarik dari cerpen yang kamu

baca berkenaan dengan:

1.

tema,

2.

alur,

3.

penokohan,

4.

l

atar, dan

5.

ga

ya berceritanya.

Setelah itu, laporkan hasilnya dalam diskusi kelas.

Kegiatan 2

Menulis Resensi dari Buku Kumpulan Cerita

Menulis resensi tidaklah mudah. Untuk melakukan kegiatan ini

diperlukan beberapa persyaratan. Berikut persyaratan tersebut.

1.

P

enulis harus memiliki pengetahuan di bidangnya. Artinya, jika

seorang penulis akan meresensi sebuah novel, maka ia harus memiliki

pengetahuan tentang teori novel dan perkembangannya.

233

Bahasa Indonesia

2.

P

enulis harus memiliki kemampuan menganalisis. Sebuah buku novel

terdiri atas unsur internal dan eksternal atau yang lebih dikenal dengan

unsur intrinsik dan ekstrinsik. Seorang penulis harus mampu menggali

unsur-unsur tersebut.

3.

S

eorang penulis juga dituntut memiliki pengetahuan dalam acuan

yang sebanding. Artinya, penulis akan membandingkan sebuah karya

lain yang sejenis. Dengan demikian, ia akan mampu menemukan

kelemahan dan keunggulan sebuah karya.

Tugas

Bacalah dengan saksama cuplikan novel di bawah ini!

Judul

:

Perahu Kertas

Penulis

: D

ee (Dewi Lestari)

Penerbit

: B

entang Pustaka

Tahun Terbit

: F

ebruari, 2010

Jumlah Halaman

: 444 h

alaman

Kugy dan Keenan. Dua manusia yang

dapat diibaratkan seperti bumi dan langit.

Kugy memiliki penampilan berantakan

namun ia memiliki imajinasi yang tinggi,

sedangkan Keenan merupakan sosok yang

cerdas dan pelukis hebat nan artistik. Saat keduanya bertemu, keduanya

menjadi semakin dekat. Namun, apa daya? Kugy telah memiliki seorang

cowok yang tidak mudah ia tinggalkan. Dalam hati Keenan, terbersit rasa

cinta itu tetapi ia juga berusaha untuk menampiknya.

Wanda dan Keenan seperti sosok yang senasib. Keduanya berbakat

menjadi pelukis namun kedua orang tua mereka jugalah yang tidak setuju

karena orang tua mereka berpendapat bahwa lukisan tidak bisa menghasil-

kan uang untuk hidup. Karena merasa senasib, hubungan keduanya

semakin dekat. Namun, saat Kugy melihat hal itu, ia seperti cemburu

namun ia juga berusaha untuk menampiknya. Toh, dia juga sudah punya

cowok. Entah apa yang ada dibenak Wanda hingga ia mau melakukan apa

saja demi menunjukkan rasa cintanya pada Keenan. Ia memang berhasil!

Ia memang berhasil membuat Keenan menjadi kekasihnya sekarang.

Sumber: www.atasangin.com

Gambar 7.10 Kover novel

Perahu Kertas.

Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK

234

Saat mendengar bahwa Wanda dan Keenan sudah menjadi sepasang

kekasih, Kugy seakan ditombak peluru tepat pada dadanya. Kugy tidak

tahu apa yang ia rasakan. Kugy bingung dengan perasaannya sendiri. Di

satu sisi, ia memiliki Ojos kekasihnya, namun di satu sisi ia merasa ada

perasaan spesial terhadap Keenan.

Ojos mulai merasakan perubahan sikap pada Kugy. Ia merasa Kugy

sudah tidak peduli lagi padanya. Hingga akhirnya, hubungan mereka

kandas. Sementara itu, hubungan Wanda dan Keenan juga jauh dari kata

harmonis. Wanda berpikir, Keenan tidak sepenuhnya mencintainya hingga

mereka berdua menghadapi konflik besar dan akhirnya mereka kandas

juga.

Saat dua pasang kekasih itu tidak lagi menjalin cinta. Kugy memutuskan

untuk mengambil mata kuliah sebanyak-banyaknya guna menyibukkan

diri. Alhasil, ia bisa lulus lebih cepat tapi tetap dengan nilai yang memuaskan

A+. Sementara itu, Keenan malah memutuskan untuk hidup sendiri jauh

dari keluarganya yakni di Ubud, Bali. Ia mengambil keputusan besar untuk

hidup sendiri dan dengan uang hasil keringatnya sendiri melalui melukis.

Awal pahit sempat ia kecap namun tak lama karena kurang lebih satu tahun

kemudian, ia bisa dibilang telah sukses menjalankan usaha melukisnya.

Setelah lulus, Kugy langsung mendapatkan pekerjaan dan parahnya lagi

ia juga mendapatkan pacar baru, yakni atasannya dia sendiri “Pak Remi”

namanya. Keenan juga tidak mau kalah! Ia menemukan pengganti Wanda,

“Luhde”. Saat usaha lukis Keenan semakin sukses serta hubungan cintanya

dengan Luhde sedang manis-manisnya, Keenan terpaksa harus kembali ke

Jakarta karena mendapat kabar bahwa ayahnya terkena penyakit stroke.

Sementara itu, Kugy yang telah mendapatkan pekerjaan yang nyaman

memilih untuk mengundurkan diri karena ia merasa pekerjaan yang

dilakukannya bukan jiwanya. Walaupun Keenan melakukan hubungan

jarak jauh dengan Luhde dan Kugy tidak bisa selalu bertemu tiap hari

dengan Remi, hubungan cinta mereka baik-baik saja. Mereka merasa telah

menemukan cinta masing-masing. Namun, hal tersebut tidak bertahan

lama. Luhde merasa hati Keenan tidak sepenuhnya untuk dirinya dan

Remi-pun juga merasa seperti itu. Pada akhirnya, lukisan dan dongeng itu

bersatu serta hati dan impian mereka bertemu.

Setelah selesai membaca, lakukanlah resensi berdasarkan sistematika

dan unsur-unsur resensi!